Tabel
Sentra Produksi Kerajinan Mendong
Kecamatan | Desa | Unit Usaha | Tenaga Kerja | Investasi (Rp 000) |
Cineam | Cijulang | 53 | 477 | 95.400 |
Manonjaya | Gn.tanjung Kamulyan Margaluyu Jatijaya Tanjungsari Cinunjang P.muncang Giriwangi | 252 133 98 94 87 68 65 56 | 2.268 1.197 882 846 783 612 585 504 | 453.600 239.400 176.400 169.200 156.600 122.400 117.000 100.800 |
Karangnunggal | Cibatuireng | 26 | 234 | 46.800 |
Salopa | Kaputihan Karyawangi | 49 382 | 441 3.438 | 88.200 687.600 |
JUMLAH | 1.310 | 11.790 | 2.358.000 |
A. PROSPEK PASAR
Produk kerajinan anyaman mendong merupakan jenis kerajinan yang sedang mengalami peningkatan permintaan, baik permintaan dalam negeri maupun luar negeri. Permintaan dari dalam negeri terutama dari kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Bali sementara dari luar negeri permintaan datang dari Jepang, Belanda, Australia, Timur Tengah dan Malaysia. Berdasarkan data tahun 1999 total produksi anyaman mendong 6.636.600 satuan produk dengan nilai Rp.49.245.300.000. Dari total produksi tersebut baru 10% yang diekspor.
Kendala yang paling dirasakan dalam bidang usaha kerajinan mendong ini adalah bahan baku yang tidak mencukupi untuk memenuhi pesanan. Untuk mencukupi kebutuhan bahan baku, para pengrajin mencari bahan baku ke Jawa Tengah sampai ke Jawa Timur. Produksi mendong dari Tasikmalaya baru bisa mencukupi kebutuhan kurang lebih 15%. Kesulitan bahan baku ini berdampak pada skala ekonomis yang tidak terpenuhi apabila harus memasarkan produk ke manca negara.
B. DUKUNGAN SUMBER DAYA LOKAL
Wilayah Kabupaten Tasikmalaya memili sumber air yang cukup bahakan di beberapa tempat dapat dikatakan melimpah. Kondisi seperti ini merupakan habitat yang cocok untuk pengembangan tanaman mendong. Habitat tanaman mendong adalah lahan basah seperti sawah atau rawa-rawa. Karakteristik teknis tanaman mendong sesuai dengan agroklimat sebagian zone dataran Kabupaten Tasikmalaya. Pengembangan tanaman mendong masih memungkinkan di Tasikmalaya, namun harus dilakukan secara selektif yaitu pada lahan-lahan berawa yang kurang produktif untuk tanaman padi.
C. STRATEGI PENGEMBANGAN
Untuk pengembangan bidang usaha kerajinan mendong dapat dilakukan upaya antara lain:
- | Perlu dikembangkan tanaman mendong di Tasikmalaya, namun dilakukan pada lahan-lahan yang ditentukan secara selektif. |
- | Pelatihan atau bimbingan pengrajin agar secara terus menerus, menciptakan inovasi baru dalam desain produk sehingga lebih variatif. |
- | Penataan kelembagaan penataan antara pengrajin dan pemilik modal agar memiliki keseimbangan dalam tanggung jawab dan resiko. |
- | Dicarikan peluang pasar ekspor yang baru, disamping mempertahankan pasar yang selama ini berjalan. |
- | Memberikan insentif kepada pengrajin agar tidak seluruhnya pengrajin meninggalkan pekerjaan kerajinannya pada saat menggarap lahan pertanian. |
D. PELUANG INVESTASI
Berdasarkan hasil analisis usaha kerajinan mendong dalam kasus pada satu unit usaha yang melibatkan 80 orang pengrajin/pekerja dengan investasi Rp.125.520.000,- diperlukan biaya produksi senilai Rp 168.000.000,-. Dari hasil penjualan diperoleh penerimaan sebesar Rp 647.000.000,-, sehingga pendapatan (keuntungan) yang diperoleh sebesar Rp 479.000.000,00 per tahun (1999). Analisi finansial dapat dilihat dalam tabel berikut:
Analisis Usaha Kerajinan Anyaman Mendong
No | Uraian | Satuan | Volume | Harga/unit (Rp) | Nilai |
| PRODUKSI - Tas - Tikar - Loudry - Plesmet - Boks | Buah Lembar Pcs Pcs Pcs | 6.000 9.000 5.000 10.000 5.000 | 12.000 15.000 25.000 9.000 45.000 | 72.000.000 135.000.000 125.000.000 90.000.000 225.000.000 |
| Sub Total A | | | | 647.000.000 |
| PENGELUARAN - Mendong - Benang - Kain - Pewarna - Bambu - Karton - Tenaga Kerja | Kg Kg Pis Kg Batang Rim HOK | 20.000 2.000 250 35 300 250 3.500 | 2.000 15.000 150.000 150.000 5.000 47.000 12.000 | 40.000.000 30.000.000 37.500.000 5.250.000 1.500.000 11.750.000 42.000.000 |
| Sub Total B | | | | 168.000.000 |
| Keuntungan (A-B) | | | | 479.000.000 |
| R/C (A/B) | | | | 3,85 |
| BEP Harga Produksi | | | 7.924,53 | |
| BEP Volume Produksi | | 4.800 | | |
R/C ratio dari usaha kerajinan mendong, sebesar 3,85. Artinya setiap rupiah biaya yang diinvestasikan dalam usaha ini akan mendatangkan penerimaan sebesar Rp 3,85 dalam tempo satu tahun, atau dengan perkataan lain dapat dinyatakan bahwa setiap rupiah yang diinvestasikan dalam usaha ini akan mendatangkan keuntungan sebesar Rp 2,85. BEP harga produksi adalah Rp.7.924,53 sementara margin terhadap harga jual kebanyakan produk masih cukup tinggi, kecuali pada jenis plesmet. Selain itu, BEP volume produksi mencapai 4.800, sehingga margin terhadap kapasitas produksi masih cukup lebar. Ketiga hal tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan para calon investor untuk bergiat turut mengembangkan usahanya di bidang usaha kerajinan mendong.
Peluang investasi yang mungkin dilakukan selain di bidang produksi untuk menunjang perkembangan bidang usaha kerajinan mendong antara lain:
- | Dalam pemenuhan kebutuhan usaha kerajinan mendong di Tasikmalaya mendatangkan dari luar daerah. maka investasi dalam penanaman mendong cukup prospektif. |
- | Pengadaan sarana produksi, menyediakan seluruh kebutuhan pengrajin mulai dari alat produksi, bahan baku sampai bahan penolong. |
- | Membantu permodalan pengrajin yang selama ini hanya menjadi buruh. |
- | Menampung hasil kerajinan dari pengrajin untuk dipasarkan kembali di tempat lainnya. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar