Kamis, 19 Juni 2008

Mendong

Produk kerajinan anyaman mendong telah ditetapkan sebagai komoditas khas Kabupaten Tasikmalaya berdasarkan SK Bupati Tasikmalaya No. 522.4/189-LH/94 Tahun 1994 tentang Penetapan Flora dan Fauna Kompetitif dan Komparatif yang mampu menyumbangkan impact point terhadap pertumbuhan ekonomi. Produk kerajinan anyaman mendong antara lain topi, tikar, tas, boks, dan lain-lain sesuai dengan pesanan konsumen. Seperti halnya produk kerajinan lainnya, produk kerajinan anyaman mendong ditekuni oleh banyak orang, sehingga setiap upaya pengembangannya akan membawa dampak multiplier yang luas terhadap perekonomian masyarakat
Sentra produksi mendong tersebar di 12 desa yang meliputi 4 wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Cineam, Karangnunggal, Manonjaya, dan Salopa. Informasi lebih rinci tentang lokasi, jumlah unit usaha, penyerapan tenaga kerja, nilai investasi dan produksi kerajinan dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel
Sentra Produksi Kerajinan Mendong

Kecamatan

Desa

Unit Usaha

Tenaga Kerja

Investasi (Rp 000)

Cineam Cijulang
53
477
95.400
Manonjaya Gn.tanjung
Kamulyan
Margaluyu
Jatijaya
Tanjungsari
Cinunjang
P.muncang
Giriwangi
252
133
98
94
87
68
65
56
2.268
1.197
882
846
783
612
585
504
453.600
239.400
176.400
169.200
156.600
122.400
117.000
100.800
Karangnunggal Cibatuireng
26
234
46.800
Salopa Kaputihan
Karyawangi
49
382
441
3.438
88.200
687.600

JUMLAH

1.310
11.790
2.358.000

A. PROSPEK PASAR
Produk kerajinan anyaman mendong merupakan jenis kerajinan yang sedang mengalami peningkatan permintaan, baik permintaan dalam negeri maupun luar negeri. Permintaan dari dalam negeri terutama dari kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Bali sementara dari luar negeri permintaan datang dari Jepang, Belanda, Australia, Timur Tengah dan Malaysia. Berdasarkan data tahun 1999 total produksi anyaman mendong 6.636.600 satuan produk dengan nilai Rp.49.245.300.000. Dari total produksi tersebut baru 10% yang diekspor.
Kendala yang paling dirasakan dalam bidang usaha kerajinan mendong ini adalah bahan baku yang tidak mencukupi untuk memenuhi pesanan. Untuk mencukupi kebutuhan bahan baku, para pengrajin mencari bahan baku ke Jawa Tengah sampai ke Jawa Timur. Produksi mendong dari Tasikmalaya baru bisa mencukupi kebutuhan kurang lebih 15%. Kesulitan bahan baku ini berdampak pada skala ekonomis yang tidak terpenuhi apabila harus memasarkan produk ke manca negara.

B. DUKUNGAN SUMBER DAYA LOKAL
Wilayah Kabupaten Tasikmalaya memili sumber air yang cukup bahakan di beberapa tempat dapat dikatakan melimpah. Kondisi seperti ini merupakan habitat yang cocok untuk pengembangan tanaman mendong. Habitat tanaman mendong adalah lahan basah seperti sawah atau rawa-rawa. Karakteristik teknis tanaman mendong sesuai dengan agroklimat sebagian zone dataran Kabupaten Tasikmalaya. Pengembangan tanaman mendong masih memungkinkan di Tasikmalaya, namun harus dilakukan secara selektif yaitu pada lahan-lahan berawa yang kurang produktif untuk tanaman padi.

C. STRATEGI PENGEMBANGAN
Untuk pengembangan bidang usaha kerajinan mendong dapat dilakukan upaya antara lain:

-

Perlu dikembangkan tanaman mendong di Tasikmalaya, namun dilakukan pada lahan-lahan yang ditentukan secara selektif.

-

Pelatihan atau bimbingan pengrajin agar secara terus menerus, menciptakan inovasi baru dalam desain produk sehingga lebih variatif.

-

Penataan kelembagaan penataan antara pengrajin dan pemilik modal agar memiliki keseimbangan dalam tanggung jawab dan resiko.

-

Dicarikan peluang pasar ekspor yang baru, disamping mempertahankan pasar yang selama ini berjalan.

-

Memberikan insentif kepada pengrajin agar tidak seluruhnya pengrajin meninggalkan pekerjaan kerajinannya pada saat menggarap lahan pertanian.

D. PELUANG INVESTASI
Berdasarkan hasil analisis usaha kerajinan mendong dalam kasus pada satu unit usaha yang melibatkan 80 orang pengrajin/pekerja dengan investasi Rp.125.520.000,- diperlukan biaya produksi senilai Rp 168.000.000,-. Dari hasil penjualan diperoleh penerimaan sebesar Rp 647.000.000,-, sehingga pendapatan (keuntungan) yang diperoleh sebesar Rp 479.000.000,00 per tahun (1999). Analisi finansial dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel
Analisis Usaha Kerajinan Anyaman Mendong

No

Uraian

Satuan

Volume

Harga/unit (Rp)

Nilai
(Rp)

A
.
PRODUKSI
- Tas
- Tikar
- Loudry
- Plesmet
- Boks

Buah
Lembar
Pcs
Pcs
Pcs

6.000
9.000
5.000
10.000
5.000

12.000
15.000
25.000
9.000
45.000

72.000.000
135.000.000
125.000.000
90.000.000
225.000.000
B
Sub Total A


647.000.000

PENGELUARAN
- Mendong
- Benang
- Kain
- Pewarna
- Bambu
- Karton
- Tenaga Kerja

Kg
Kg
Pis
Kg
Batang
Rim
HOK

20.000
2.000
250
35
300
250
3.500

2.000
15.000
150.000
150.000
5.000
47.000
12.000

40.000.000
30.000.000
37.500.000
5.250.000
1.500.000
11.750.000
42.000.000

Sub Total B


168.000.000
C
Keuntungan (A-B)


479.000.000
D
R/C (A/B)


3,85
E
BEP Harga Produksi

7.924,53
F
BEP Volume Produksi
4.800

R/C ratio dari usaha kerajinan mendong, sebesar 3,85. Artinya setiap rupiah biaya yang diinvestasikan dalam usaha ini akan mendatangkan penerimaan sebesar Rp 3,85 dalam tempo satu tahun, atau dengan perkataan lain dapat dinyatakan bahwa setiap rupiah yang diinvestasikan dalam usaha ini akan mendatangkan keuntungan sebesar Rp 2,85. BEP harga produksi adalah Rp.7.924,53 sementara margin terhadap harga jual kebanyakan produk masih cukup tinggi, kecuali pada jenis plesmet. Selain itu, BEP volume produksi mencapai 4.800, sehingga margin terhadap kapasitas produksi masih cukup lebar. Ketiga hal tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan para calon investor untuk bergiat turut mengembangkan usahanya di bidang usaha kerajinan mendong.
Peluang investasi yang mungkin dilakukan selain di bidang produksi untuk menunjang perkembangan bidang usaha kerajinan mendong antara lain:

-

Dalam pemenuhan kebutuhan usaha kerajinan mendong di Tasikmalaya mendatangkan dari luar daerah. maka investasi dalam penanaman mendong cukup prospektif.

-

Pengadaan sarana produksi, menyediakan seluruh kebutuhan pengrajin mulai dari alat produksi, bahan baku sampai bahan penolong.

-

Membantu permodalan pengrajin yang selama ini hanya menjadi buruh.

-

Menampung hasil kerajinan dari pengrajin untuk dipasarkan kembali di tempat lainnya.

Sumber : http://www.tasikmalaya.go.id/potensidaerah/ukm/mendong.html

Tidak ada komentar: